Ahlan Wa Sahlan Mitra Anda dalam Berwawasan

Sejarah Berdarah Al-Quds & Al-Aqsa

Judul: Sejarah Berdarah Al-Quds & Al-Aqsa

Penulis: Abdul Fattah Hasan Abu ‘Ulayyah

Penerbit: Toobagus Publishing

Cetakan: -

Ukuran: 17.2 x 25 cm

Halaman: -

ISBN: -

Jenis Cover: Soft Cover

Harga: Rp. 75.000,- Rp. 60.000,-



 
Sejarah Berdarah
Al-Quds & Al-Aqsa
Duka di Negeri Palestina
Tanah ini milik kami, hei anak-anak kera, bukan milik kalian!”
Plus AL-AQSA VERSI SYI’AH
 
Orang-orang Islam menyebut tanah suci ketiga mereka dengan Al-Quds – yang dari nama itu pula kemudian muncul nama Kudus di Jawa. Bukan Yerusalem, bukan Jerusalem. Sebab Yerusalem atau Jerusalem berarti kota Dewa Salem, dewa dalam kepercayaan bangsa Kana’an kuno.



Di Al-Quds itulah juga terdapat Masjid Al-Aqsa. Dulu, Ibnu Taimiyah pernah mengatakan,

Masjid al-Aqsa adalah nama dari semua bagian masjid yang dibangun oleh Nabi Sulaiman. Sebagian orang menyatakan bahwa masjidil Aqsa adalah tempat shalat yang dibangun oleh ‘Umar bin al-Khaththab untuk kaum muslimin ini lebih utama dibandingkan shalat di bagian lain dari masjid.”



Sayang, Al-Quds sudah dikuasai orang-orang Yahudi. Direbut paksa di depan mata-mata uamt Islam dalam sebuah persekongkolan yang cerdas. Dari situ, pantaslah, jika Al-Quds sekarang adalah sebuah duka memanah bagi umat Islam. Bertahun-tahun dan entah sampai kapan.



Dengan semua itu, anehnya, orang-orang Syi’ah dan Ahmadiyah memiliki persepsi yang berbeda tentang Masjid Al-Aqsa. Buat mereka, Masjid Al-Aqsa bukan masjid yang ada di Al-Quds sekarang ini. Bukan bangunan yang ingin direbut kembali oleh kaum muslimin dari negara Yahudi selama ini.



Lihat ini, salah seorang ulama Syi’ah, Ja’far Murtadha Al-‘Amili, menulis dalam Al-Masjid Al-Aqsa Ayna?, “Sudah nyata sekali bagi kita semua sejumlah fakta tentang kekhususan-kekhususan Masjid Al-Aqsa. Dan perkara yang sudah disepakati pula adalah fakta bahwa Masjid Al-Aqsa bukan yang ada di Palestina itu.”



Yang lebih menggelikan lagi, orang-orang Ahmadiyah menganggap bahwa Masjid Al-Aqsa adalah Masjid Qadiyan! Dalam suratkabar Al-Fadhl Al-Qadiyan, edisi 3 September 1935, ditulis, “Sungguh,Allah telah betul-betul menyucikan tempat-tempat yang tiga ini: Mekkah, Madinah, dan Qadiyan. Dan dia juga telah memilih tiga tempat itu untuk menampakkan kemuliaan tempat-tempat tersebut.” Masih di suratkabar yang sama, dalam edisi 23 September 1935 ditulis, “Sebenarnya, yang dimaksud dengan [ayat pertama Surat Al-Isra’], dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa yang telah kami berkahi di sekitarnya adalah [ke] Masjid Qadiyan”.



Semua itu akan dibahas dalam buku ini. Kepada Allah-lah kami kembalikan segala urusan. Lalu, kepada pembaca, kami persilakan menelaah lembar demi lembar buku terjemahan ini. Dan mudah-mudahan Allah memberikan berkahNya untuk kita semua lewat buku ini. Amin

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
.