Penulis: Abu Fatiah Al-Adnani
Penerbit: Granada Mediatama
Cetakan:
-
Ukuran:
14 x 20.5 cm
Halaman:
-
ISBN: 978-979-3693-15-6
Jenis
Cover:
Soft Cover
Harga : Rp. 68.000,-
Deskripsi:
Nabi Isa a.s akan
turun di dekat menara putih di wilayah
sebelah timur
Damaskus. Di antara dua kain yang dicelup dengan warna kuning,
dia meletakkan telapak
tangannya pada sayap-sayap dua malaikat.
(Shahih
Muslim, Kitab Al Fitan 18/63)
Kajian tentang turunnya Isa bin
Maryam di akhir zaman menjadi tema yang cukup menarik perhatian, khususnya
pasca revolusi Arab yang menerpa bumi Suriah. Kaum muslimin Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah meyakini kebenaran nubuwat Rasulullah Saw tentang turunnya Isa bin
Maryam secara hakiki, tanpa takwil! Sebab riwayat-riwayat tentang turunnya Isa
bin Maryam telah sampai pada derajat mutawatir maknawi.
Di sisi lain kajian
ini merupakan bagian dari akidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, namun banyak
terdistorsi dan terkontaminasi pemahaman bathil. Banyak para pengkaji
kristologi yang terjebak pada pemahaman keliru tentang hakikat turunnya Isa bin
Maryam. Berangkat dari asumsi bahwa orang-orang Nashrani juga menanti sang juru
selamat (Yesus) di akhir zaman, lalu mereka mengklaim bahwa akidah tentang
turunnya Isa a.s adalah akidah Kristen. Padahal kaum muslimin meyakininya bukan
lantaran membaca bible atau ramalan para pendeta Kristen. Kaum muslimin
meyakininya karena keabsahan riwayat-riwayat yang mengisahkan tentang turunnya
Isa bin Maryam a.s.
Di sisi lain nubuwat
tentang turunnya Isa bin Maryam adalah kabar gembira tersendiri bagi kaum
muslimin. Di tengah kerasnya konspirasi musuh-musuh Islam dari jaringan taghut
Internasional, maka janji Rasulullah Saw akan eksistensi segelintir umat Islam
yang dijamin mendapatkan kemenangan merupakan kabar gembira yang melapangkan
dada, dan itu semua memiliki hubungan yang erat dengan turunnya Isa bin Maryam
a.s.
“Tatkala
mereka telah sampai di Syam, barulah Dajjal muncul. Ketika mereka tengah
mempersiapkan diri untuk berperang dan merapikan barisan, tiba-tiba datang
waktu shalat. Pada saat itulah Nabi Isa bin Maryam turun. Ia memimpin mereka
(untuk memerangi Dajjal). Begitu melihat Nabi Isa, musuh Allah si Dajjal pun
meleleh hancur bagaikan garam yang mencair. Sekiranya ia membiarkannya, sudah
tentu musuh Allah itu akan hancur leleh. Namun Allah membunuhnya melalui
perantaraan tangan Isa, sehingga Isa menunjukkan kepada kaum muslimin darah
musuh Allah itu yang masih segar menempel di ujung tombaknya.”
(HR.
Muslim : Kitabul Fitan wa Asyratus Sa’ah No. 5157)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar